Ads 468x60px

Selasa, 02 Juni 2015

Potensi Hutan Simpang Timbo Abu Nagari Kajai ( HKM : Hutan Kemasyarakatan )

Berita ini di kutip dari Pokja Timbalun kelompok kerja yang terdiri dari empat lembaga yaitu Perkumpulan QbarLBH PadangFKKM dan Walhi Sumatera Barat.


Bendungan Batang Sopan Simpang Timbo Abu
Pengajuan HKm berawal dari kebutuhan masyarakat Timbo Abu, bahwasannya semenjak dahulu para ninik mamak sudah mengelola hutan dan menyandarkan pemenuhan ekonomi dengan hutan. Hal ini kemudian menjadi warisan bagi generasi berikutnya, bahwa hutan juga dikelola demi pemenuhan ekonomi. Timbo Abu merupakan salah satu dari delapan jorong yang ada dalam wilayah administrasi pemerintahan Nagari Kajai, kemudian daerah ini dikuasai oleh 15 Pengulu Ulayat. Saat ini Kelompok Tani Maju Bersama beranggotakan 133 Kepala Keluarga dengan luas Pengajuan Hkm seluas 150 hektar.
          Hutan Kemasyarakat (Hkm) yang kami kelola sudah  mendapat persetujuan dari Pemangku Adat (Ninik Mamak) sebagai penguasa ulayat diwilayah tersebut. Kemudian mendapat dukungan penuh dari Pemerintahan Nagari Kajai, Badan Musyawarah Nagari dan Kerapatan Adat Nagari Kajai. Saat ini Kami beserta Pemerintahan Nagari, Badan Musyawarah Nagari (BMN) dan Kerapatan Adat Nagari sedang menginisiasi Peraturan Nagari terkait dengan Kelestarian Sumber Daya Alam, hal ini dilakukan demi menjamin pengelolaan yang berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan Hutan sehingga fungsinya tidak hilang.
         Bentuk pengelolaan yang kami rencanakan adalah mengelola dalam bentuk “Parak” (Agroforest) dan terfokus pada tanaman Holtikultura seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, cabe, bawang, kentang dan jagung. Sementara untuk tanaman pendukung, kami nantinya akan menanami lahan-lahan yang ada dikelerengan dengan tanaman tua seperti Durian dan Rambutan. Target pendistribusian hasil panen nantinya akan diprioritaskan untuk Kenagarian Kajai atau dipasarkan di Pasar Kajai dan Nagari-Nagari yang berdampingan, namun jika memungkinkan kami bercita-cita untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sayur di Kabupaten Pasaman Barat, sebab semua sayur disini didatangkan dari luar Pasaman Barat. Semoga…
Gunung Talamau nampak dari Kampung Tanjung Aro
Bagi nan taragak mancaliak kampuang awak plus berita hutan simpang timbo abu ko video nyo..

Minggu, 31 Mei 2015

SMAN 1 TALAMAU

SEJARAH SINGKAT
       Kali ini kita akan membahas tentang sejarah singkat dari SMA N 1 Talamau, mungkin masyarakat STAB sudah pada tau tentang sekolah ini paling gak sudah pernah dengar, yang pasti rata-rata setelah lulus dari SMP N 3 Talamau nyambung ke SMA ini, saya sendiri alumni dari SMP 3 dan SMA 1 talamau ini.
       SMA Negeri 1 Talamau  didirikan atas keinginan masyarakat yang sangat membutuhkan sarana pendidikan. SMA Negeri 1 Talamau   merupakan lembaga pendidikan dibawah naungan Departemen Pendidikan  yang didirikan dikecamatan talamau.
Pembangunan SMA Negeri 1 Talamau ini Bernama Sekolah Menengah Pembangunan Pertama (SMPP) yang di dirikan pada tahun 1976 yang dipelopori oleh pemerintah karena sekolah ini didirikan dengan tujuan untuk menciptakan masyarakat yang memiliki keterampilan dan keahlian yang dapat menunjang pembangunan.
Pertama didirikan pada tahun 1976, sekolah ini bernama SMPP dan pada tahun 1986 berubah dari Sekolah Menengah Pembangunan Pertama menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada tahun 1976 sampai sekarang  SMA Negeri 1 Talamau  sudah dipimpin oleh 11 orang Kepala Sekolah yaitu:
  1. Drs. Kauxmeli Saun
  2. Drs Alamsyah
  3. Drs Nazir
  4. Drs Said Ali
  5. Drs Syakiardi
  6. Drs Zulkarnaen
  7. Drs Sayuti Amin
  8. Drs Berman Riyadi
  9. Drs Budi Irawan
  10. Drs Marelli Nasution
  11. Drs Syahrul
Letak SMA Negeri 1 Talamau    yang terletak di daerah yang jauh dari kebisingan, keramain dan diharapkan kondisi tersebut dapat mempengaruhi proses belajar mengajar berjalan dengan baik.

Selayang Pandang Sekolah

PROFIL SEKOLAH
  Nama Sekolah                                   : SMA N 1 Talamau
    Status                                              : Negeri
  Alamat Sekolah                                 : Jl. Teluk Embun Talu
    Propinsi                                           : Sumatera Barat
    Kabupaten                                       : Pasaman Barat
    Kecamatan                                      : Talamau
    Jorong                                             : Kemakmuran
    Kode Pos                                        : 26361
    Telp                                                 : (0753) 60156
   Nomor Rek                                      : 1200.0210.14448-1
    Nama Bank                                     : Bank Pembangunan Daerah ( BPD )
    Kantor                                             : Cabang Simpang Empat
    Alamat Bank                                   : Simpang Empat


VISI, MISI SEKOLAH
SMA NEGERI 1 TALAMAU (SMANSATA)


VISI :

                        Menang dalam persaiangan dan bertagwa dalam kehidupan

MISI :

 a)   Menumbuhkan semangat kompetitif yang sehat dalam pembelajaran
b)  Melakukan pembelajaran berwawasan
c)Mengembangkan potensi diri siswa
d)  Menumbuhkan sifat kritis siswa
e)Menerapkan semangat kerjasama dalam kegiatan sekolah
f) Mengembangkan aktifitas berkesenian dalam penggunaan alat-alat musik tradisional dan modren
g)   Membekali siswa dnegan ilmu-ilmu keagamaan dengan cara mengadakan ceramah-ceramah, diskusi-dskusi, dan pelatihan-pelatihan yang bersifat keagamaan
h)  Menerapkan contoh tauladan dalam pergaulan di sekolah
i)  Mengembangkan minat baca siswa melalui pemanfaatan buku perpustakaan

Kunci Sukses

       1.    Disiplin yang Tinggi

       2.    Kompetensi dan Professionalisme

       3.    Pengabdian

       4.    Kebersamaan

       5.   Cinta Lingkungan


jangan lupa join blog Simpang Timbo Abu & Fanspage Simpang Timbo Abu Comunity Thanks :) 

Sabtu, 30 Mei 2015

SMP N 3 TALAMAU ( SEKILAS INFO )

Kab. Pasbar – WM. SMPN 3 Talamau mengalami mutasi dan pergantian Kepala Sekolah diakhir 2014 lalu serta 2 orang Guru sekolah ini naik jabatan menjadi Kepala Sekolah di 2 tempat yang berbeda.  Kepsek Afriadi, S.Pd bertukar tempat dengan Yazman, S.Pd yang sebelumnya memimpin SMPN 1 Talamau, Kini Yazman, S.Pd bertugas sebagai Kepala Sekolah di SMPN 3 Talamau yang bertempat di Jorong Timbo Abu Nagari Talu Kecamatan Talamau.
Dua Guru SMPN 3 Talamau yang menjadi Kepala Sekolah yakni Muzini, S.Pd yang memimpin SMPN 4 Talamau sedangkan Wakil Kepala Sekolah ini sebelumnya Drs. Amat Sutrisno naik jabatan menjadi Kepala Sekolah di SMPN 1 Sasak Ranah Pesisir. Sekolah ini pun akhirnya mengadakan acara perpisahan dengan Kepala Sekolah sebelumnya Afriadi, S.Pd dan juga Guru yang pindah tugas tersebut sekaligus juga perpisahan dengan Siswa dan Siswi kelas IX yang berjumlah sebanyak 66 orang.
Acara dilaksanakan pada Senin (11/5) di sekolah ini dan dihadiri Ketua Komite Sekolah, Orangtua Wali Murid kelas IX, Wali Nagari, Jorong serta Kepala Sekolah SLTP dan SLTA yang berada di Kecamatan Talamau. Di sekolahnya yang baru ini Kepsek Yazman, S.Pd pun langsung bergerak dan melakukan berbagai perubahan demi kemajuan sekolah.
Yazman, S.Pd pun langsung melakukan gebrakan dengan menggiatkan kegiatan seni sekolah, membeli perlengkapan dan pakaian tari dan yang tak kalah pentingnya adalah meningkatkan pembelajaran di sekolah ini terutama bagi siswa dan siswinya yang akan menghadapi UN 2015. Ujian Nasional pun berhasil dilaksanakan dengan baik dan lancar dan tinggal menunggu kelulusan siswanya.
Peningkatan kegiatan seni sekolah inipun mulai membuahkan hasil yang terlihat saat Perayaan Acara Perpisahan Sekolah. Acara perpisahan menjadi meriah dan terasa sangat menghibur dengan penampilan seni siswa dan siswi yang menyajikan berbagai tari-tarian yang sangat atraktif dan menarik.
Tari Pasambahan saat mulai acara untuk menghormati kedatangan tamu sekolah, Tari Payung dan Tari Indang serta yang tak kalah menarik Ronggeng Tradisional Khas Timbo Abu pun ditampilkan dengan sangat baik oleh siswa dan siswi sekolah ini sehingga membuat betah tamu yang hadir untuk menikmati acara. Selain itu, lagu dan puisi perpisahan oleh siswa dan siswi dan Kepala Sekolah mereka sebelumnya Afriadi, S.Pd membuat acara perpisahan sekolah ini juga di penuhi dengan rasa haru.
“Saya sangat mengharapkan doa dan dukungan semua pihak demi kemajuan dan prestasi sekolah ini di masa yang akan datang agar lebih baik lagi dan terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Di O2SN tahun ini, sekolah kita memperoleh Juara 3 Atletik Lempar Lembing Putri, mari kita jadikan prestasi tersebut sebagai motivasi agar kedepannya lebih banyak lagi prestasi yang diraih sekolah kita“, Ujar Yazman dalam kata sambutannya.
“Anak-anakku kelas IX, kalian adalah Duta Sekolah ini dan tunjukkanlah karakter yang baik di sekolah selanjutnya. Hadapi tantangan dan rintangan kedepan dalam pendidikan dan kehidupannnya karena dengan pendidikan kalian dilatih untuk berpikir dalam menyelesaikan masalah dan persoalan dan begitu juga dalam kehidupan ini“, Ujar Yazman lagi. “Terus berjuang dan pantang menyerah dan semoga kalian sukses dan berhasil nantinya dan ikut membawa nama baik sekolah ini“, Ujar Yazman lebih lanjut. (Zein)



Kamis, 28 Mei 2015

Kampung Timbo Abu

Kali ini kita akan membahas tentang kampung Timbo abu, salah satu kampung di jorong Simpang Timbo Abu.
Tampak pohon durian yang di bagian bawahnya ditanami jagung. Untuk tanaman jangka pendek, warga menanam antara lain jagung, ketela dan sayur mayur. Tanaman musiman dari durian, rambutan sampai jengkol. Foto: Sapariah Saturi
Tampak pohon durian yang di bagian bawahnya ditanami jagung. Untuk tanaman jangka pendek, warga menanam antara lain jagung, ketela dan sayur mayur. Tanaman musiman dari durian, rambutan sampai jengkol.
Kelompok tani ini mengajukan HKm agar bisa memanfaatkan hutan bagi peningkatan ekonomi warga dengan tak merusak. Pengajuan hutan kelola rakyat ini sekaligus upaya membentengi hutan dari serbuan sawit.  
Pagi itu, udara begitu dingin. Mungkin di bawah 16oC. Warga desa mulai beraktivitas. Ada yang ke kebun, ladang dan ke pasar membawa sayur mayur. Anak-anak berangkat ke sekolah. Kambing, ayam dan anjing hilir mudik di tengah jalan desa.
Sardi bersiap ke hutan sambil membawa perlengkapan. Ada parang, minuman dan nasi goreng untuk sarapan pagi. Motor trail siap di depan rumah. “Ayo, kita ke sana naik ini. Jalan sangat jelek. Jalan kaki saja susah,” katanya, kala itu.
Sardi adalah Sekretaris Kelompok Tani Maju Bersama di Jorong Timbo Abu, Kecamatan Talamau, Nagari Kajai. Daerah ini berada di Kaki Gunung Talamau, Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Kelompok tani ini memperoleh izin hutan kemasyarakatan (HKm) dari Kementerian Kehutanan seluas 145 hektar di kawasan dengan hutan masih terjaga. Mereka ingin mengelola HKm ini dengan memanfaatkan produk hutan bukan kayu, seperti madu, asam kandis, rotan dan lain-lain. Di kawasan itu juga ada air terjun yang bisa dikembangkan sebagai eko wisata.
“Kami ingin hutan itu tetap terjaga tetapi bermanfaat ekonomi bagi warga,” kata Arianto, ketua kelompok tani.
Jalan ke hutan dan kebun warga cukup memprihatinkan, lebih menyerupai parit daripada jalan. Mereka mengeluhkan masalah ini karena sulit membawa hasil panen ke bawah, maupun bibit ke atas. Foto: Sapariah Saturi
Jalan ke hutan dan kebun warga cukup memprihatinkan, lebih menyerupai parit daripada jalan. Mereka mengeluhkan masalah ini karena sulit membawa hasil panen ke bawah, maupun bibit ke atas.
Menurut dia, penting menjaga hutan alam yang tersisa di sana, salah satu sebagai penabung sumber air bersih bagi warga. Air dari hutan ini begitu bersih dan jernih. Warga memasang semacam pipa hingga air mengalir langsung ke masing-masing rumah. Ia digunakan berbagai keperluan warga dari makan, minum, mandi dan mencuci dan lain-lain.
Jika melihat sepanjang kabupaten ini, kata Arianto, mayoritas hutan sudah berganti menjadi kebun sawit. Untuk itu, warga bertekad mempertahankan hutan mereka dan tak menanam sawit.
“Salah satu upaya kami menjaga hutan dengan mengajukan izin HkM ini. Kalau tidak, siapa tahu suatu hari nanti, ada izin di lahan kami buat sawit?”
Kala, saya memasuki Kabupaten Pasamat Barat ini, kiri kanan jalan dipenuhi perkebunan sawit. Truk-truk dan mobil-mobil kecil bak terbuka pun hilir mudik membawa sawit ke pabrik. Tumpukan tandan sawit habis petik tampak di halaman-halaman rumah warga.
Pasaman Barat, salah satu sentra sawit di Sumbar. Data BPS Sumatera Barat 2013, kebun sawit seluas 153.676 hektar, tertinggi di provinsi itu.
Kebun karet warga. Foto: Sapariah Saturi
Kebun karet warga. 
Kelompok tani ini mengajukan lagi, 150 hektar lahan untuk agroforestry. Selama ini, di lahan ulayat itu sudah ditanami warga dengan beragam tanaman. Berhubung secara legal masih hutan negara, karena khawatir, mereka mengajukan izin HkM ke Kementerian Kehutanan—kini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Saya ingin melihat langsung hutan warga yang mendapat izin Kementerian Kehutanan pada Juli 2013 sekaligus yang diusulkan. Saya ikut ke hutan bersama Sardi.
Kamipun menaiki motor menelusuri jalan desa. Sampai pengujung desa, jalan berubah berlubang-lubang dengan tanah bercampur bebatuan. Menanjak dan berliku-liku. Hanya separuh jalan bisa menggunakan motor. Sebagian besar, berjalan kaki. Yang disebut jalan pun hanya galian-galian menyerupai parit hingga sulit dilewati, sekalipun bagi pejalan kaki! Saya tak membayangkan kala musim penghujan bagaimana warga menuju kebun dan hutan mereka. “Inilah keadaan kami. Kebun di hutan dengan jalan seperti ini. Sangat sulit bagi kami,” kata Sardi.
Wilayah HKm dengan hutan yang masih lebat ini akan dimanfaatkan hasil hutan non kayu, seperti madu, rotan, aren dan lain-lain. Bagi warga, hutan ini harus tetap terjaga guna melindungi kawasan dan penyimpan sumber air. Foto: Sapariah Saturi
Wilayah HKm dengan hutan yang masih lebat ini akan dimanfaatkan hasil hutan non kayu, seperti madu, rotan, aren dan lain-lain. Bagi warga, hutan ini harus tetap terjaga guna melindungi kawasan dan penyimpan sumber air. 
Kesulitan akses ke hutan ini menjadi salah keluhan warga. Mereka meminta, pemerintah bisa membantu memperbaiki jalan itu. Warga tak memerlukan jalan besar dan mulus, cukup jalan kecil berbeton atau aspal, hingga sepeda motor atau pejalan kaki mudah melewati. “Sulitnya, kalau panen, seperti bawa jagung atau kacang. Kami harus angkut bolak balik berulang kali dengan jalan jelek seperti ini. Sangat berat, tapi tak ada pilihan lain.”
Di kiri kanan kebun-kebun tampak menghijau. Tanaman beragam. Ada durian, cengkih, jengkol, kayu manis, pinang, kemiri sampai karet. Saya mengamati dan mengambil foto pohon durian tinggi menjulang dengan buah lebat. Saking asik mengambil foto saya tak sadar ancaman mengintai. “Buk!!!” Satu durian jatuh nyaris menimpa saya.
Di bagian bawah pohon-pohon keras itu, ditanami juga beragam tanaman cepat panen. Ada singkong, ubi ketela, cabai, sayur mayur, jagung sampai pisang.
Di perjalanan itu, ada pemandangan unik, tampak pohon-pohon sawit dengan daun memutih. “Itu sengaja dibunuh oleh yang punya. Mereka mau ganti dengan tanaman lain.”
Durian, salah satu buah musiman andalan kampung ini. Foto: Sapariah Saturi
Durian, salah satu buah musiman andalan kampung ini.
Di sekitar itu tak ada sawit, kecuali ratusan pohon dengan daun kering dan memutih itu. “Kami memang sepakat tak mau tanam sawit. Kami tak mau hutan kami ini jadi sawit. Hanya tinggal daerah sekitar sini yang  aman,” ujar dia.
Setelah perjalanan hampir satu jam, barulah kami sampai di tepian hutan kelompok tani ini. Tampak hamparan hijau tanaman jagung muda berbunga diterpa angin ke kiri dan ke kanan. Sebagian, pohon jagung mengering baru usai panen. Di atas ladang ini juga ada durian, kayu manis, surian, cengkih dan sampai bambu.
“Di bagian atas kami mau tanami kopi. Bibit sudah disiapkan. Mulai berangsur kami naikkan bibit ke sini,” kata Sardi.
Sedang kawasan HKm yang berada di hutan lebat, tak mereka ganggu. Tampak pohon-pohon besar menjulang dengan bagian atas puncak gunung yang masih tertutup awan putih.  “Hutan yang itu harus terjaga. Kebun dan ladang kami, batasnya sampai sana,” katanya, sambil menunjukkan batas terakhir kebun warga.
Sebagian besar warga kampung ini menanam jagung. Hasil per hektar cukup menjanjikan sekitar enam ton. Namun, sebagian besar petani terjerat utang dengan para tengkulak. Foto: Sapariah Saturi
Sebagian besar warga kampung ini menanam jagung. Hasil per hektar cukup menjanjikan sekitar enam ton. Namun, sebagian besar petani terjerat utang dengan para tengkulak.
Tata cara kelola tanaman dengan menjaga hutan yang masih bagus dan memanfaatkan semak belukar sebagai kebun sesuai dengan kearifan lokal warga Minang ini. Adat istiadat warga juga masih terjaga. Mereka memiliki ketua adat yang membawahi beberapa niniek mamak.
Terjerat tengkulak
Di jorong (desa) seluas 500 hektar dengan sekitar 700 keluarga ini sekitar 80% warga menanam jagung. Produk ini menjadi salah satu andalan selain sayur mayur. Sayangnya, sebagian besar petani masih terperangkap tengkulak. Keperluan tanam mereka ditanggung atau boleh berutang terlebih dahulu, dengan syarat menjual hasil panen dan harga sesuai tengkulak.
Mawardi, seorang petani mengatakan, sekarung urea 100 kg, kalau tunai Rp250 ribu, warga bisa utang Rp320-Rp350 ribu. Racun per liter, harga tunai Rp50.000 dan utang Rp80.000. Bibitpun boleh ambil. “Karena diberi terus, warga jadi tergantung. Tiba panen, mesti jual ke mereka.”
Kayu manis, salah satu hasil dari hutan warga. Kayu yang biasa dipakai buat bumbu masakan ini dijual Rp15.000 per kg. Foto: Sapariah Saturi
Kayu manis, salah satu hasil dari hutan warga. Kayu yang biasa dipakai buat bumbu masakan ini dijual Rp15.000 per kg. 
Untuk itulah, kata Sardi, kelompok tani ini pelahan berupaya melepaskan warga dari para tengkulak. Jika petani bisa melepaskan diri dari tengkulak, katanya, kehidupan mereka akan jauh lebih baik. “Kalau dari hasil tanam cukup bagus, per hektar jagung bisa enam ton.”
Selain jagung dan sayur mayur, yang bisa panen tanpa musiman pinang per kg Rp15.000, asam kandis Rp5.000 per kg. Lalu kayu manis per kg Rp15.000, kemiri Rp5.000 per kg.
Ada juga yang membuat gula aren, seperti dilakukan Mawardi.Hampir tiap pagi dia mencari nira. Kadang, satu kali masak dia mendapat empat kg gula aren. “Saya jual ke pasar per kg Rp14.000,” katanya.
Setiap hari, gula aren yang dibuat bulat pipih dengan diameter sekitar 20 cm itu dikumpulkan. Kala sudah banyak, barulah dijual. Mawardi tak bisa memasak nira dalam jumlah besar karena kuali yang dimiliki kecil. Dia berharap, ada bantuan pemerintah buat membeli peralatan masak gula yang lebih  besar.
Cengkih, salah satu tanaman potensial dikembangkan warga kampung ini di hutan mereka. Foto: Sapariah Saturi
Cengkih, salah satu tanaman potensial dikembangkan warga kampung ini di hutan mereka.
Bibit bambu, yang dibawa satu-satu dari kampung untuk ditanam di kebun warga. Foto: Sapariah Saturi
Bibit bambu, yang dibawa satu-satu dari kampung untuk ditanam di kebun warga.
Mawardi, usai mengambil air nira dan siap dimasak menjadi gula aren. Foto: Sapariah Saturi
Mawardi, usai mengambil air nira dan siap dimasak menjadi gula aren.
Sardi, sekretaris kelompok tani (tengah), berbincang dengan petani yang berpapasan di kebun. Foto: Sapariah Saturi
Sardi, sekretaris kelompok tani (tengah), berbincang dengan petani yang berpapasan di kebun.
Beginilah warga membawa bibit dari bawah (kampung) menuju hutan mereka. Bibit dibawa sedikit demi sedikit menggunakan motor melewati medan jalan yang sulit. Foto: Sapariah Saturi
Beginilah warga membawa bibit dari bawah (kampung) menuju hutan mereka. Bibit dibawa sedikit demi sedikit menggunakan motor melewati medan jalan yang sulit.
Beginilah jalan menuju ke kebun warga. Foto: Sapariah Saturi
Beginilah jalan menuju ke kebun warga. 
Beginilah penampakan Jorong Timbo Abu kala pagi hari. Udara dingin dan segar, dari kejauhan tampak jejeran bukit barisan masih diselimuti awan putih. Indahnya...Foto: Sapariah Saturi
Beginilah penampakan Jorong Timbo Abu kala pagi hari. Udara dingin dan segar, dari kejauhan tampak jejeran bukit barisan masih diselimuti awan putih. Indahnya…
Arianto, ketua kelompok tani. Foto: Sapariah Saturi
Arianto, ketua kelompok tani. Foto: Sapariah Saturi


Selasa, 19 Mei 2015

Tempat Wisata "Simpang Timbo Abu" Pasaman Barat




.
      Bendungan ini tidak asing lagi bagi masyarakat STAB (Simpang Timbo Abu) selain tempat wisata bendungan ini yang sering disebut dengan BRANTAS adalah salah satu sumber air terbesar yang mengaliri perkampungan dan pesawahan dua kampung di STAB yaitu kp.betung dan Tanjung Aro. Dilihat dari gambar disamping tempat ini terlihat tidak berpenghuni, iya memang kalo untuk hari-hari biasa tempat ini memang sering tak perpengunjung karena masyarakat disini kebanyakan perantauan apalagi para pemuda pemudi yang biasa meramaikan tempat ini hampir 80% (taksiran saya) perantau..tempat ini akan laris dikunjungi pas hari lebaran, biasanya orang akan berbondong-bondong kesini bukan hanya untuk menikmati keindahan tempat dan lokasi pemandian nya saja masyarakat akan disuguhi lagi dengan berbagai macam hiburan dan permainan yang di bentuk oleh pemuda setempat
       Aliran bendungan ini juga di gunakan sebagai pembatas antara dua kampung yang di kelola oleh masyarakat dua kampung tsb, dan tentunya dibagi lagi menjadi dua bagian, bagian hulu dikelola oleh masyarakat Kp.Betung sedangkan bagian hilir nya dikelola oleh masyarakat kp.Tanjung Aro. tujuan di bagi nya sungai ini salah satunya karena sungai ini terdapat dua tempat IKAN LARANGAN yang diperuntukan untuk kemajuan kampung masing-masing.

      Sebagian besar masyarakat STAB adalah petani padi dan ladang sayuran jadi tidak heran kalo berkunjung ketempat ini sudah pasti akan disuguhi dengan keindahan pesawahan warga yang di apit oleh pegunungan dan perbukitan, kalo istilah warga disini sering disebut dengan "salingkuang bukik" yang artinya dikelilingi bukit.
       Mungkin sekian dulu artikel untuk hari ini, kalo lai urang STAB yang mancaliak buliah sanak komen kalo lai salah-salah buek, salam kompak dari "Paja Tanjung Aro" Wassalam !!                                     
                           

Minggu, 17 Mei 2015

MTQ surau Simpang Timbo Abu

Assalamualaikum dunsanak sadoe, sabonta lai awak kapuaso lai..nan dirantau kok kojo ndok sosak2 bona ancak teh pulang leh wak ramian surau2 di kampuang wak ko..sabuah lai kalo dapek permintaan awak MTQ sebagai rutinitas awak satiok taun di bulan puaso ko jan sampai ndak diadokan, model puaso tahun2 balakangan ndak sado surau nan maadoan doh, kalo bisa wak buek mode2 dulu ndak pernah absen MTQ satiok surau deh..baa ka ati sanak ??

Minggu, 26 Januari 2014

Cara bercocok tanam Strawberry

Kali ini saya (adnan chaniago) akan coba membahas tentang cara bercocok tanam strawberry secara baik dan benar.kenapa saya tertarik posting tentang tanaman ini ?..ya karena saya merasa tanaman mahal ini cocok sekali dengan lingkungan kita khusus nya di simpang timbo abu sendiri tak terkecuali untuk lingkungan pegunungan lain nya.

Berikut ini langkah-langkah cara menanam strawberry.

1. Pengolahan tanah / Penyiapan Media Tanam
Strawberry dapat di tanam di tanah ataupun di dalam pot atau polibag. Untuk bisa di jadi.kan sebagai media tanam, tanah yang sudah di campur dengan pupuk kandang harus di haluskan terlebih dahulu. Selain menggunakan pupuk kandang, ada juga penambahan pupuk dasar dan obat tanaman seperti natural Glio yang berfungsi untuk mencegah serangan jamur yang menyebabkan penyakit layu. Setelah itu masukan tanah kedalam polibag atau pot. Jika ingin di tanam di tanah langsung, harus di buat bedengan dan ditutup dengan mulsa untuk mencegah penguapan yang tinggi.

2. Penanaman Bibit Strawberry

Tanaman strawberry berkembang biak dengan akar sulur. Untuk digunakan sebagai bibit, pilih sulur yang telah memiliki akar, lalu potong dan pindahkan kedalam polibag atau lubang tanam yang telah di persiapkan. Usahakan saat memindahkan bibit, perakaran tidak rusak agar tanaman bisa segera beradaptasi.

3. Penyulaman dan penyiangan

Penyulaman dan penyiangan dilakukan jika ada bibit yang mati dan rumput liat tumbuh di sekitar tanaman strawberry. Penyiangan berguna untuk mencegah tanaman strawberry kekurangan nutrisi karena harus berbagi unsur hara dengan gulma liar yang tidak berguna.

4. Pemangkasan

Pemangkasan di lakukan untuk memotong sulur-sulur strawberry yang menjalar. Pertumbuhan sulur akan memyebabkan berkurangnya buah strawberry.

5. Pemupukan

Pemupukan biasanya di berikan setelah tanaman berumur 1.5 – 2 bulan. Komposisi pupuk yang diberikan biasanya terdiri dari NPK (16:16:16) dengan perbandingan 1 : 4 ( 1kg untuk 40 liter air). Setelah larut sempurna siramkan di samping tanaman sebanyak 300-400 cc/tanaman. Selain itu tambahkan pupuk organik POC NASA dan hormonik sesuai dengan takaran yang ditetapkan.

6. Pengendalian hama dan penyakit

Tanaman strawberry akan mulai berbunga setelah 2 – 3 bulan tanam. Dalam perkembangannya akan banyak penyakit dan hama yang mendekati tanaman ini. Seperti penyakit layu pucuk, hama ulat, hama penggerek bunga, busuk akar, busuk buah, dll. Untuk pencegahan hama gunakan PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR. Sedangkan untuk jamur penyebab pembusukan dan layu dapat di cegah dengan menambahkan Natural GLIO saat pengolahan lahan / penyiapan media tanam.

7. Panen

Bunga strawberry akan muncul saat tanaman berumur 2 bulan atau lebih. Ini disebut sebagai buah belajar karena perkembangan buah biasanya tidak optimum. Buah belajar ini sebaiknya di buang dan pangkas. Baru setelah tanaman  berumur 4 bulan mulai diarahkan untuk lebih produktif berbunga dan berbuah. Panen dilakukan jika buah sudah terlihat merah sempurna tapi tidak terlalu tua. Cara panen strawbery yang baik adalah dengan di petik atau digunting pada bagian tangkai buah beserta kelopaknya. Setelah di cuci dan di bersihkan, buah strawberry segar sudah siap di konsumsi.
 
Blogger Templates